poliiteknik surabaya

Molecular Gastronomy

Ajarkan Teknik Memasak Molecular Gastronomy


Pernahkah melihat sajian makanan dengan saus berbentuk foam? Butiran kaviar palsu atau makanan bola-bola daging dengan bentuk buah-buahan? Bentuk-bentuk inilah yang menjadi keunikan teknik memasak modern yang sedang tren dengan istilah molecular gastronomy.

Bersama Chef Adeline Daniel, mereka diajak untuk mempelajari pengetahuan teknik memasak modern yang menggabungkan bidang fisika dan kimia bahan pangan.

 “Sebenarnya teknik molecular gastronomy juga dikenal dengan istilah avant-garde cuisine, yaitu penggabungan seni memasak dengan sains. Dimana unsur fisika dan kimia diterapkan untuk menciptakan hidangan yang lain dari biasanya. Dulunya teknik memasak ini disebut aneh, tapi sekarang cukup tren dan sudah banyak yang ingin mencoba untuk mengeksplorasinya” ucap Chef Adeline Daniel yang kerap disapa Chef Della.

 Setelah diperhatikan, rasanya lebih pantas molecular gastronomy disebut seni dimana hasil akhirnya sangat indah karena adanya manipulasi bentuk. Namun perlu diperhatikan bahwa molecular gastronomy tidak sama dengan jenis memasak pada umumnya.

Untuk membuat sajian makanan dengan menggunakan teknik memasak molecular gastronomy memang diperlukan pengetahuan dasar fisika dan kimia. Pengetahuan itu, akan menghindarkan dari resiko-resiko berbahaya saat mencoba membuat masakan. Dan bahan-bahan yang digunakan tidaklah murah harganya, seperti memakai nitrogen, zodium alqinat, kalsium klorida, maltodextrin, dll. Begitu juga dengan alat memasaknya memerlukan alat khusus, ada smoking gun, sousvide, nitrogen technique, dll. Wah, pasti menarik !

Kehadiran Chef Adeline Daniel dalam memperkenalkan teknik molecular gastronomy disambut antusias oleh mahasiswa karena, banyak materi baru yang diajarkan seperti jelly making, caviar making, foam making, spheres, dll. sehingga olahan makanannya memiliki sentuhan berbeda.

Belajar pengetahuan molecular gastronomy ini sangat menyenangkan, karena membuatnya dapat mengeksplorasi dunia kuliner sebagai seni memasak untuk menciptakan hidangan baru yang menarik. Seperti membuat “Meat Fruit” dari olahan daging lalu dibentuk menyerupai buah tomat dalam penyajiannya, hmmm sangat menarik dan penuh kejutan begitu dimakan, tuturnya.

Dengan belajar molecular gastronomy, diharapkan membuka pengetahuan mahasiswa akan molecular gastronomy dan mahasiswa dapat mengeksplorasi lebih jauh mengenai dunia kuliner secara ilmiah. Dengan menerapkan seni molekuler ini, mereka dapat menciptakan hidangan baru yang menarik. Tentunya hidangan makanan yang unik, lezat, sehat dan menarik pasti bisa memberikan kejutan bagi siapa saja yang menyantapnya, papar Chef Adeline Daniel.

Bagaimana, seru dan menarik bukan? Dengan ilmu pengetahuan molecular gastronomy semua dapat menjadi lebih mudah dan menyenangkan. *Upi

BIAYA PENDIDIKAN POLITEKNIK SURABAYA